Sabtu, 28 Desember 2013

uji larutan senyawa organik


UJI LARUTAN SENYAWA OGANIK

I. Tujuan
            Menentukan jenis senyawa organik berdasarkan reaksi yang terjadi

II. Dasar Teori
            Senyawa organik merupakan senyawa kimia yang mengandung gugus karbon (C). Kelarutan menyatakan secara kualitatif jumlah maksimal zat yang dapat terlarut dalam sejumlah zat terlarut atau larutan. Dengan tes kelarutan, suatu senyawa dapat ditentukan apakah suatu senyawa yang sedang diuji adalah basa kuat (amina), asam lemah (fenol), asam kuat (asam karboksilat), atau suatu zat netral (aldehid, keton, alkohol, ester, eter). Pelarut yang digunakan dalam uji kelarutan senyawa organik adalah HCl 5%, NaOH 5%, NaHCO3 5%, H2SO4 pekat, air, dan pelarut-pelarut organik.Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon,kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia organik. Dari dolongan besar itu senyawa organik dapat diklasifikasikan  dalam keluarga (families) dan kelas (class) yang berbeda. Senyawa organik dibagi kedalam Sembilan kelas yang berbeda, digolongkan menurut sifat masing-masing dalam senyawa tersebut. Secara kuantitatif untuk menyatakan komposisi atau kelas dari larutan digunakan uji kelarutan terhadap senyawa tersebut.
            Suatu larutan dinyatakan merupakan ”larutan tidak jenuh” jika solute dapat ditambahkan untuk memperoleh berbagai larutan yang berbeda dalam konsentrasinya. Dalam banyak hal, ternyata proses penambahan solute tidak dapat berlangsung secara tidak terbatas. Suatu keadaan akan dicapai dimana penambahan solute pada sejumlah solvent yang tertentu tidak akan menghasilkan larutan lain yang memiliki konsentrasi lebih tinggi. Kelarutan yang besar terjadi bila molekul-molekul solute mempunyai kesamaan dalam struktur dan sifat-sifat kelistrikan dari molekul-molekul solvent. Bila ada kesamaan dari sifat-sifat kelistrikan, misalnya momen dipol yang tinggi, antara solvent-solvent, maka gaya-gaya tarik yang terjadi antara solute solvent adalah kuat. Sebaliknya, bila tidak ada kesamaan, maka gaya-gaya terik solute solvent lemah.
            Secara umum, padatan ionik mempunyai kelarutan yang lebih tinggi dalam solvent polar daripada dalam pelarut non-polar. Juga, jika solvent lebih polar, maka kelarutan dari padatan-padatan ionik akan lebih besar.
            Pengendapan merupakan metode yang sangat berharga untuk memisahkan suatu sample menjadi komponen-komponennya. Proses yang dilibatkan adalah proses dalam zat yang akan dipisahkan itu digunakan untuk membentuk suatu fase baru endapan padat. Pengujian mengenai kelarutan ini banyak digunakan untuk produk-produk instan seperti jahe instan, kopi instan, serta dapat pula digunakan untuk tablet. Makin tinggi angka yang diperoleh menunjukkan kelarutan yang meningkat pula.

III. Alat dan Bahan
            Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :
  • Ø  Tabung reaksi
  • Ø  Rak tabung reaksi
  • Ø  Batang pengaduk
  • Ø  Spatula
  • Ø  Pipet tetes

            Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah
  • Ø  NaOH 5%
  • Ø  HCL 5 %.
  • Ø  NaHCO3 5%.
  • Ø    H2SO4
  • Ø  Sample (A,B,C,D,E,F,G,H,I)


IV. Prodedur







V. Hasil dan Pembahasan
Sampel A + H20           =  larut ,  tidak mengubah lakmus merah maupun lakmus biru
Sampel B + H2O          = tidak larut
                + NaOH       = tidak larut
                + HCl           = tidak larut
                + H2SO4     = tidak larut
Sampel C + H2O          = larut, tidak mengubah lakmus merah maupun lakmus biru
Sampel D + H2O          = larut, tidak mengubah lakmus merah maupun lakmus biru
Sampel E + H2O          = larut,  mengubah lakmus biru menjadi merah
Sampel F + H2O          = tidak larut
                + NaOH       = tidak larut
+ HCl           = tidak larut
+ H2SO4     = tidak larut
Sampel G + H2O          = larut,  mengubah lakmus biru menjadi merah
Sampel H + H2O          = tidak larut
                + NaOH       = tidak larut
                + HCl           = tidak larut
                + H2SO4     = tidak larut
Sampel I   + H2O         = tidak larut
+ NaOH      = tidak larut
+ HCl          = tidak larut
+ H2SO4    = tidak larut


kesimpulan sementara
Sampel
Sifat
A
Netral
B
Inert
C
Netral
D
Netral
E
Asam Karboksilat
F
Inert
G
Asam Karboksilat
H
Inert
I
Inert

             Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon,kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia organik. Dari dolongan besar itu senyawa organik dapat diklasifikasikan  dalam keluarga (families) dan kelas (class) yang berbeda. Senyawa organik dibagi kedalam Sembilan kelas yang berbeda, digolongkan menurut sifat masing-masing dalam senyawa tersebut. Secara kuantitatif untuk menyatakan komposisi atau kelas dari larutan digunakan uji kelarutan terhadap senyawa tersebut.
            Dalam percobaan kali ini yang harus dilakuka praktikan adalah menentukan sifat sifat sampel yang diberikan, apakah sifatna netral (alkena, alkuna, alcohol, keton, amida, aldehida, ester dan eter) senyawa inert (alkana, alkil halide, atau senyawa aromatik), atau merupakan suatu asam karboksilat.
            Dari hasil percobaan didapatkan bahwa sampel A merupakan senyawwa netral, sampel B merupakan senyawa inert, sampel C merupakan senyawa netral, sampel D merupakan senyawa netral, sampel E merupakan asam karboksilat, sampel F merupakan senyawa inert, sampel G merupakan asam karboksilat, sampel B merupakan senyawa inert, dan sampel B merupakan senyawa inert.
            Dalam penentuan sifat senyawa ini terjadi kesalahan terhadap beberapa sampel, yaitu sampel E, sampel F dan sampel I ketiganya merupakan senyawa netral. kesalahan ini terjadi antara lain karena kekurang telitian praktikan saat proses identifikasi dan karena bahan yang digunakan sudah terkontaminasi dengan bahan yang lain sehingga menguubah hasil identifikasi.

VI. kesimpulan
  • v  Sampel A adalah dietil eter
  • v  Sampel B adalah n-heksana
  • v  Sampel C adalah isopropil Alkohol
  • v  Sampel D adalah Aseton
  • v  Sampel E adalah Fenol
  • v  Sampel F adalah Formaldehid
  • v  Sampel G adalah Asam Asetat
  • v  Sampel H adalah toulena
  • v  Sampel I adalah  etilen diain 


VII. Daftar Pustaka
  • ·         Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Edisi ketiga. Jilid 1. Jakarta : Erlangga
  • ·         Nurbayti, Siti. 2006. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Jakarta : Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah
  • ·         http://www.scribd.com/doc/136496525/Uji-Kelarutan-Senyawa-Organik
  • ·         repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16944/4/Chapter%20II.pdf‎




Tidak ada komentar:

Posting Komentar