Sabtu, 28 Desember 2013

Sintesis Aspirin


  SINTESIS ASPIRIN

I. Tujuan
·         Mengetahui cara mensintesis aspirin
·         Mengetahui jumlah aspirin yang terbentuk

II. Dasar Teori
            Aspirin atau asam asetilsalisilat (adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit), antiseptik (terhadap demam), dan anti-inflamasi (peradangan). Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jangtung. Kepopuleran penggunaan aspirin sebagai obat dimulai pada tahun 1918 ketika terjadi pandemik flu di berbagai wilayah di dunia.
            Awal mula penggunaan aspirin sebagai obat diprakarsai oleh Hippocrates yang menggunakan ekstrak tumbuhan willow untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Kemudian senyawa ini dikembangkan oleh perusahaan Bayer menjadi senyawa asam asetilsalisilat yang dikenal saat ini. Aspirin adalah obat pertama yang dipasarkan dalam bentuk tablet. Sebelumnya, obat diperdagangkan dalam bentuk bubuk (puyer). Dalam menyambut Piala Dunia FIFA 2006 di Jerman, replika tablet aspirin raksasa dipajang di Berlin sebagai bagian dari pameran terbuka Deutschland, Land der Ideen ( jeman, negeri berbagai ide )  
           Sintesis aspirin merupakan suatu proses dari esterifikasi. Esterifikasi merupakan reaksi antara asam karboksilat dengan suatu alkohol membentuk suatu ester. Aspirin merupakan salisilat ester yang dapat disintesis dengan menggunakan asam asetat (memiliki gugus COOH) dan asam salisilat (memiliki gugus OH). Asam salisilat dicampur dengan asam asetat anhidrat, menyebabkan reaksi menghasilkan aspirin dan asam asetat, yang merupakan produk sampingan. Sejumlah kecil asam sulfat umumnya digunakan sebagai katalis.
III. Alat dan Bahan
            Alat alat yang digunakan dalam praktikum kali ini antara lain: becker glass, erlenmeyer, pipet tetes  neraca analitik, gelas ukur, batang pengaduk, corong, kertas saring, dan penangas air.
            Bahan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini antara lain: asam salisilat, asam asetat, H2SO4 pekat dan etanol.

IV. Cara Kerja
            Sebanyak 2,5 gr asam salisilat dimasukkan dalam erlenmeyer, kemudian ditambahkan 5ml asam asetat dan 3 tetes H2SO4. Kemudian erlenmeyer digoyangkan hingga semua bahan tercampur. Kemudian dipanaskan dengan merendam erlenmeyer dalam air di penangas dalam suhu 59-600C selama kurang lebih 15 menit. Setelah dipanaskan, kemudian didinginkan dengan merendam sebagian erlenmeyer dengan air dingin. Setelah panas hilang berikutnya ditambahkan 37,4 ml aquades dan diaduk. Dilakukan penyaringan terhadap endapan yang terbentuk, kemudian ditimbang endapan yang tersaring.

V. Hasil dan Pembahasan
·         Massa kertas saring                  = 0,87 gram
·         Massa kertas saring+endapan   = 5,23 gram
·         Massa endapan                        = 4,36 gram

Pada percobaan kali ini dilakukan uji sintesis aspirin. Aspirin merupakan salah satu bentuk aromatik asetat yang paling dikenal dapat disintesa dengan reaksi esterifikasi gugus hidroksi fenolat dari asam salisilat dengan menggunakan asam asetat. Sintesa asam asetil salisilat  ini dilakukan berdasarkan reaksi asetilasi antara asam salisilat dengan  asam asetat dengan menggunakan asam sulfat pekat sebagai katalisator
Asam sulfat pekat yang berfungsi sebagai katalisator ditambahkan pada larutan campuran asam salisilat dengan asam asetat anhidrat. Dengan kata lain, asam sulfat berfungsi untuk mempercepat terjadinya sintesa dengan cara menurunkan energi aktivasi sehingga reaksi berjalan lebih cepat dan energi yang diperlukan semakin sedikit.
Larutan yang sudah tercampur kemudian dipanaskan pada suhu 600C dengan direndam dengan air diatas penangas. Pemanasan ini dilakukan dengan tujuan menghilangkan zat-zat pengotor yang ada pada larutan sehingga menghasilkan aspirin dengan tingkat kemurnian yang tinggi. Bukan hanya itu, pemanasan ini juga bertujuan mempercepat kelarutan asam salisilat, dimana hal ini akan mempengaruhi laju reaksi yang semakin cepat karena mempercepat gerak kinetik dari molekul-molekul larutan tersebut.
Kemudian setelah pemanasan, larutan yang ada pada erlenmeyer didinginkan pada suhu kamar selama beberapa menit, dengan cara merendam sebagian erlenmeyer dengan menggunakan air dingin. Pada saat kristal apirin terbentuk, dilakukan penembahan 37,5 ml aquades. Hal ini dilakukan agar reaksi pembentukan berjalan sempurna dan untuk menghidrolisis kelebihan asam pada kristal aspirin.
Setelah itu, dilakukan penyaringan dengan kertas saring yang telah ditimbang sebelumnya. Didapatkan massa kertas saring sebesar 0,87 gram. Penyaringan ini dilakukan untuk mendapatkan kristal aspirin yang terdapat dalam larutan. Kemudian kristal aspirin yang ada pada kertas saring dikeringkan dengan menggunakan hair dryer selama beberapa menit, kemudian ditimbang. Didapatkan bobot kertas saring ditambah dengan endapan sebesar 5,23 gram. Sehingga didapatkan bobt endapan sebesar 4,36 gram.
Pada praktikum sintesa aspirin terjadi suatu reaksi yang dinamakan reaksi asetilasi. Pada reaksi ini terjadi pemutusan gugus hidroksi pada asam-asam salisilat akan terlepas oleh gugus COCH3, sehingga akan menghasilkan aspirin dan asam asetat


VI. Kesimmpulan
·         Berat aspirin yang diperoleh sebesar 4,36 gram
·         Pada percobaan terjadi reaksi asetilasi

VII. Daftar Pustaka
·         Fessenden, Ralph J. dan Joan S. Fessenden. 1990. Organic Chemistry, 4th ed. Brooks/Cole Publishing Co. : Amerika.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar