SINTESIS ASPIRIN
I.
Tujuan
·
Mengetahui
cara mensintesis aspirin
·
Mengetahui
jumlah aspirin yang terbentuk
II.
Dasar Teori
Aspirin
atau
asam asetilsalisilat (adalah sejenis
obat turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik
(penahan rasa sakit), antiseptik (terhadap demam), dan anti-inflamasi
(peradangan). Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan dalam
dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jangtung. Kepopuleran penggunaan
aspirin sebagai obat dimulai pada tahun 1918 ketika terjadi pandemik flu di
berbagai wilayah di dunia.
Awal mula penggunaan aspirin sebagai
obat diprakarsai oleh Hippocrates yang
menggunakan ekstrak tumbuhan willow untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Kemudian senyawa ini dikembangkan oleh perusahaan Bayer menjadi senyawa asam asetilsalisilat
yang dikenal saat ini. Aspirin adalah obat pertama yang dipasarkan dalam bentuk tablet.
Sebelumnya, obat diperdagangkan dalam bentuk bubuk (puyer). Dalam menyambut Piala Dunia FIFA 2006 di Jerman,
replika tablet aspirin raksasa dipajang di Berlin sebagai
bagian dari pameran terbuka Deutschland,
Land der Ideen ( jeman, negeri berbagai ide )
Sintesis aspirin merupakan suatu proses dari esterifikasi. Esterifikasi
merupakan reaksi antara asam karboksilat dengan suatu alkohol membentuk suatu
ester. Aspirin merupakan salisilat ester yang dapat disintesis dengan
menggunakan asam asetat (memiliki gugus COOH) dan asam salisilat (memiliki
gugus OH). Asam salisilat dicampur dengan asam asetat anhidrat, menyebabkan
reaksi menghasilkan aspirin dan asam asetat, yang merupakan produk sampingan.
Sejumlah kecil asam sulfat umumnya digunakan sebagai katalis.
III. Alat dan Bahan
Alat alat
yang digunakan dalam praktikum kali ini antara lain: becker glass, erlenmeyer, pipet
tetes neraca analitik, gelas ukur,
batang pengaduk, corong, kertas saring, dan penangas air.
Bahan
bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini antara lain: asam salisilat, asam
asetat, H2SO4 pekat dan etanol.
IV. Cara Kerja
Sebanyak
2,5 gr asam salisilat dimasukkan dalam erlenmeyer, kemudian ditambahkan 5ml
asam asetat dan 3 tetes H2SO4. Kemudian erlenmeyer digoyangkan hingga semua
bahan tercampur. Kemudian dipanaskan dengan merendam erlenmeyer dalam air di
penangas dalam suhu 59-600C selama kurang lebih 15 menit. Setelah dipanaskan,
kemudian didinginkan dengan merendam sebagian erlenmeyer dengan air dingin. Setelah
panas hilang berikutnya ditambahkan 37,4 ml aquades dan diaduk. Dilakukan penyaringan
terhadap endapan yang terbentuk, kemudian ditimbang endapan yang tersaring.
V. Hasil dan Pembahasan
·
Massa kertas
saring = 0,87 gram
·
Massa kertas
saring+endapan = 5,23 gram
·
Massa endapan = 4,36 gram
Pada
percobaan kali ini dilakukan uji sintesis aspirin. Aspirin merupakan salah satu
bentuk aromatik asetat yang paling dikenal dapat disintesa dengan reaksi
esterifikasi gugus hidroksi fenolat dari asam salisilat dengan menggunakan asam
asetat. Sintesa asam asetil salisilat ini dilakukan berdasarkan reaksi
asetilasi antara asam salisilat dengan asam asetat dengan menggunakan asam
sulfat pekat sebagai katalisator
Asam sulfat pekat yang berfungsi sebagai
katalisator ditambahkan pada larutan campuran asam salisilat dengan asam asetat
anhidrat. Dengan kata lain, asam sulfat berfungsi untuk mempercepat terjadinya
sintesa dengan cara menurunkan energi aktivasi sehingga reaksi berjalan lebih
cepat dan energi yang diperlukan semakin sedikit.
Larutan yang sudah tercampur kemudian
dipanaskan pada suhu 600C dengan direndam dengan air diatas penangas. Pemanasan
ini dilakukan dengan tujuan menghilangkan zat-zat pengotor yang ada pada
larutan sehingga menghasilkan aspirin dengan tingkat kemurnian yang tinggi.
Bukan hanya itu, pemanasan ini juga bertujuan mempercepat kelarutan asam
salisilat, dimana hal ini akan mempengaruhi laju reaksi yang semakin cepat
karena mempercepat gerak kinetik dari molekul-molekul larutan tersebut.
Kemudian setelah pemanasan, larutan yang
ada pada erlenmeyer didinginkan pada suhu kamar selama beberapa menit, dengan
cara merendam sebagian erlenmeyer dengan menggunakan air dingin. Pada saat
kristal apirin terbentuk, dilakukan penembahan 37,5 ml aquades. Hal ini
dilakukan agar reaksi pembentukan berjalan sempurna dan untuk menghidrolisis
kelebihan asam pada kristal aspirin.
Setelah itu, dilakukan penyaringan dengan
kertas saring yang telah ditimbang sebelumnya. Didapatkan massa kertas saring
sebesar 0,87 gram. Penyaringan ini dilakukan untuk mendapatkan kristal aspirin
yang terdapat dalam larutan. Kemudian kristal aspirin yang ada pada kertas
saring dikeringkan dengan menggunakan hair dryer selama beberapa menit,
kemudian ditimbang. Didapatkan bobot kertas saring ditambah dengan endapan
sebesar 5,23 gram. Sehingga didapatkan bobt endapan sebesar 4,36 gram.
Pada
praktikum sintesa aspirin terjadi suatu reaksi yang dinamakan reaksi asetilasi.
Pada reaksi ini terjadi pemutusan gugus hidroksi pada asam-asam salisilat akan
terlepas oleh gugus COCH3, sehingga akan menghasilkan aspirin dan
asam asetat
VI. Kesimmpulan
·
Berat aspirin
yang diperoleh sebesar 4,36 gram
·
Pada percobaan
terjadi reaksi asetilasi
VII. Daftar Pustaka
·
Fessenden, Ralph J.
dan Joan S. Fessenden. 1990. Organic
Chemistry, 4th ed. Brooks/Cole Publishing Co. : Amerika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar